APLIKASI SISTEM IFORMASI GEOGRAFI UNTUK
MENGANALISIS KESESUAIAN LAHAN UNTUK TANAMAN JAGUNG DI DAS KRASAK
Berdasarkan yang saya ketahui mengenai
SIG / Sistem informasi geografi merupakan sebuah sistem yang terorganisir termasuk
di dalamnya perangkat lunak (software), perangkat keras (hardware), operator
serta database yang dirancang secara efisien untuk memperoleh, menyimpan,
menganalisis, mengupdate, memanipulasi, dan menampilkan data-data yang
bereferensi geografis. SIG juga mempunyai manfaat untuk memberikan informasi yang
mendekati dunia nyata, memprediksi suatu hasil dan perencanaan strategis. Serta
dapat menjelaskan lokasi, menjelaskan kondisi ruang (spasial), menjelaskan suatu
kecenderungan (tren), menjelaskan tentang pola spasial, serta pemodelan. Dalam
pengoperasiannya, GIS memiliki empat subsistem pemfungsian pokok yaitu :
Subsistem input data
Subsistem penyimpanan dan pengambilan kembali data
Subsistem manipuasi dan analisa data
Subsistem output dan menampilkan data
Kerja sebuah GIS mengintegrasikan lima
komponen kunci : perangkat keras (hardware), perangkat lunak (software), data,
orang sebagai operator (people), dan cara (methode). Salah satu kemampuan SIG
adalah melakukan analisa kesesuaian lahan
SIG dapat didefinisikan sebagai
kombinasi perangkat keras dan perangkat lunak komputer yang memungkinkan untuk
mengelola (manage), menganalisa, memetakan informasi spasial berikut data
atributnya (data deskriptif) dengan akurasi kartografi (Basic, 2000 dalam
Prahasta, 2002). Dari definisi ini dapat diuraikan menjadi beberapa subsistem
yaitu data input, dasa output, data manajemen, dan data manipulasi dan
analisis.
Informasi yang disajikan dalam SIG memuat
data atribut maupun data spasial. Data atribut dan spasial yang diolah oleh
penulis menggambarkan wilayah DAS Krasak yang melewati Kabupaten Sleman DIY dan
Kabupaten Magelang Jawa Tengah. Wilayah ini memiliki kondisi geografis dan
kondisi sosial ekonomi yang berbeda dengan kecamatan lainnya terutama pasca
erupsi Merapi. Untuk memperoleh wawasan mengenai Kecamatan Cawas, maka tulisan
ini disusun dengan judul “Aplikasi Sistem Informasi Geografi Untuk Menganalisis
Kesesuaian Lahan untuk Tanaman Jagung di DAS Krasak”.
SIG memiliki keunggulan dalam menyajikan
data-data spasial tersebut sehingga lebih mudah untuk dianalisis dan diketahui
polanya. Salah satu keunggulan yang dimiliki oleh SIG adalah kemampuan untuk
melakukan overlay atau tumpang tindih dari data-data atribut suatu wilayah. Misalnya
dalam menghasilkan peta kesesuaian lahan untuk tanaman tertentu, overlay dari
beberapa data atribut seperti elevasi lahan, kemiringan lereng, dan data curah
hujan dapat digunakan untuk menentukan kesesuaian lahan untuk ditanami jenis
tanaman tertentu.
SIG juga mempunyai kemampuan untuk
menghubungkan berbagai data pada suatu titik tertentu di bumi,
menggabungkannya, menganalisa dan akhirnya memetakan hasilnya
Dari sini dapat dibahas bahwa Lingkup
wilayah penelitian evaluasi sumberdaya lahan dan air di DAS Krasak mencakup 2
wilayah kabupaten yang meliputi daerah administratif Daerah Istimewa Yogyakarta
dan Jawa Tengah, yaitu:
1.
Wilayah Kabupaten Sleman : Kecamatan Pakem, Turi, dan Tempel
2.
Wilayah Kabupaten Magelang : Kecamatan Srumbung, Salam, Dukun, dan Ngluwar
Berdasarkan pembagian unit bentuklahan,
maka ruang lingkup wilayah DAS Krasak terdiri dari beberapa penggal jenis
bentuklahan yaitu lereng atas Gunungapi Merapi, lereng tengah Gunungapi Merapi,
lereng bawah Gunungapi Merapi, lereng kaki Gunungapi Merapi, lembah barranco,
dataran alluvial, teras sungai, dan tanggul alam.
1.
Kelerengan
Memanfaatkan geoprocessing sebagai salah
satu alat untuk mengklasifikasi DAS Krasak menjadi beberapa kelas lereng.
Adapun analisis spasial yang dipakai adalah clip yang berfungsi untuk memotong
kontur sesuai bentuk DAS Krasak.
2.
Curah hujan
Presipitasi atau hujan adalah peristiwa
jatuhnya air/es dari atmosfer ke permukaan bumi dan atau laut dalam bentuk yang
berbeda. Hujan di daerah tropis (termasuk Indonesia) umumnya dalam bentuk air
dan sesekali dalam bentuk es pada suatu kejadian ekstrim, sedangkan di daerah
subtropis dan kutub hutan dapat berupa air atau salju/es.
Curah hujan yang diperlukan untuk
penyusunan suatu rancangan pemanfaatan air dan rancangan pengendalian banjir
adalah curah hujan rata-rata diseluruh daerah yang bersangkutan. Pada suatu
luasan di dalam DAS dianggap bahwa hujan adalah sama dengan yang terjadi pada
stasiun yang terdekat, sehingga hujan yang tercatat pada suatu stasiun mewakili
luasan tersebut.
3.
Tanah
Peta tanah diperoleh dari Dinas
Pertanian DIY. Informasi jenis tanah dan sifat-sifat fisik tanah dapat langsung
disesuaikan dengan persyaratan lahan untuk tanaman jagung. Adapun pengisian
data atribut dengan jumlah data yang cukup banyak dapat dilakukan dengan
bantuan select by attribute.
Selanjutnya setelah ketiga karakteristik
lahan sudah siap, maka analisis spasial yang dibutuhkan adalah overlay untuk
menggabungkan beberapa set data spasial yang saling berpotongan, hanya
feature-feature yang terdapat di dalam extent kedua theme ini yang akan
ditampilkan. Tujuan vektor overlay adalah menghasilkan informasi baru dan
mencari keterkaitan antara dua atau lebih data.
DAS Krasak memiliki beberapa parameter
kesesuaian lahan di dalamnya. Ukuran DAS yang sama untuk semua persyaratan
lahan menjadikan metode intersect yang paling tepat untuk digunakan dalam
geoprocessing. Peta tanah, curah hujan, dan topografi ditumpangsusunkan untuk
kemudian diklasifikasikan kesesuaian lahannya.
Metode yang digunakan dalam klasifikasi
kesesuaian lahan tanaman jagung di DAS Krasak adalah Weight Factor Matching (WFM).
Metode WFM merupakan metode untuk mendapatkan faktor pembatas yang paling berat
dari kesesuaian lahan. Metode ini digunakan apabila dengan metode AM masih
belum dapat menentukan kelas kesesuaian sumberdaya lahan.
Berdasarkan hasil yang telah diketahui maka
dapat disimpulkan bahwa Tanaman jagung dapat berproduktivitas tinggi jika
ditanam di daerah dengan suhu 16-32 °C. Kemiringan lereng lahan yang sesuai
untuk tanaman jagung berkisar antara <8-30%. DAS Krasak mempunyai suhu dan
kemiringan lereng yang sesuai untuk tanaman jagung.
DAS Krasak mempunyai curah hujan antara
500-1500 mm/tahun sehingga tanaman jagung dapat tumbuh. Tanah untuk tanaman
jagung harus bertekstur halus hingga agak kasar, jika tanahnya mempunyai tektur
kasar, maka tanaman jagung tidak dapat tumbuh dengan baik. Kedalaman tanah
untuk tanaman jagung agar produktifitasnya tinggi yaitu tanah dengan kedalaman
antara 25 sampai 60 cm.
DAS Krasak sesuai untuk tanaman jagung
karena tanahnya mempunyai tekstur halus hingga agak kasar dan kedalaman tanah
yang memenuhi persyaratan tersebut. Keterdapatan bahan kasar dan batuan
dipermukaan di DAS Krasak tidak terlalu banyak, sehingga tidak menimbulkan
masalah untuk tanaman jagung agar dapat tumbuh dengan baik.